Part1
Malam yang dingin, dan tak ada seorangpun yang
menemani, disudut kota ini Stella berdiri memandangi gemerlap cahaya kota yang
bersinar menerangi kegelapan. Entah apa yang harus ia lakukan. Ia hanya diam
dan termenung, berharap ada seseorang yang datang dan mau mengantarkan ia
pulang. Di depan Eiffel Tower ia duduk dan terdiam, ia tersesat dan tak tau apa
yang harus ia lakukan. Ia pindah ke Paris dikarenakan ayahnya yang bekerja di
Paris, sebenarnya berat baginya untuk meninggalkan Jakarta, kota yang telah
lama ditempatinya dan ia pun mempunyai banyak kenangan di kota itu. Stella yang
belum bisa berbahasa inggris itu pun sangat kesulitan untuk berkomunikasi
langsung dengan orang orang sekitarnya, bahkan ia pun belum memulai sekolah dikarenakan
ia masih mempelajari bahasa inggris dengan salah satu rekan ayahnya di Paris.
Beberapa menit kemudian sang ayah menelfonnya, ia sangat senang melihat telfon
masuk dari sang ayah, ia pun langsung mengangkat telfon itu “Stell? Where are
you now? Kenapa kamu nggak ada dirumah?Kamu dimana?, “Stella pun menjawab, aku
nggak tau yah aku ada dimana, tadi aku niatnya cuma mau keliling aja tapi malah
nyasar gini, “Stella berbicara kepada ayahnya dengan nada bicaranya yang sangat
manja.” Yaudah-yaudah kamu dimana sekarang? Ayah jemput ya?, “Oke , aku ada di
depan Eiffel, ayah cari aja aku sampe ketemu, jemput yaa? Aku sayang ayah, Oke
Bye.
Hampir setengah jam Stella menunggu ayahnya dan
akhirnya sang ayahpun datang, tanpa menunggu lama Stella pun masuk kedalam mobil
dengan wajah yang cemberut. “Kamu kenapa? Kok cemberut?, “Aku bete yah! Aku
bosen tinggal disini!! Aku pengen balik aja kejakarta “Stella berbicara kepada
ayahnya dengan wajah cemberut dan mata yang mulai bekaca-kaca. “Lhoo..lhoo
kenapa? Ko begitu? Kamu gak bisa tinggal dijakarta , kamu harus disini ikut
ayah ! Bentak ayahnya. Stella pun hanya bisa diam dan menangis, setelah sampai
didepan rumah sang ayah pun meninta maaf kepada Stella dan mencium kening
Stella, “Ok..Ok sayang maafin ayah udah bentak-bentak kamu, sekarang kamu
turun, makan, mandi, lalu habis itu kamu tidur, “Iyaa ayah “Kata Stella sambil
membuka pintu mobil. Sesampainya diruang tamu Stella langsung makan dengan
lahap bersama sang Ayah, ia memakan makanan yang baru saja dibuat oleh
pembantunya, Maklum saja Ibunda Stella yang bernama Sarah telah lama meninggal,
semenjak kepergian ibunya Stella menjadi sangat manja dan sulit diatur.
Sedangkan Ayahnya yang bernama Robert Clair sibuk bekerja, bahkan sewaktu
Stella tinggal di Jakarta Ayahnya jarang sekali pulang kerumah, bahkan
menelfonpun jarang. Karena kesibukan Ayahnya Stella dipindahkan ke Paris.
Makan pun selesai, Stella pun berjalan menuju kamar
mandi untuk segera mandi dan beristirahat dikamarnya. Baru saja ia berbaring
dikamarnya tiba-tiba terdengar suara seperti orang yang sedang bercanda-canda,
ia pun langsung menoleh kearah jendela dan ternyata tepat didepan rumah tetangganya
ada tiga pria yang sedang bercanda-canda. Stella pun memperhatikan ketiga pria
itu, beberapa menit kemudian salah satu dari mereka melihat Stella, dan ia pun
tersenyum kepada Stella, Stella pun berbalik senyum kepadanya. Namun Stella
langsung menutup jendela dan ia tersenyum sambil berkata “OMG He’s so cute !
Stella pun langsung berbaring ditempat tidurnya dan membayangkan wajah pria
tersebut, He’s perfect, He’s so cute, I Like You!! Teriak Stella didalam kamar.
Wajahnya yang tampan, senyumannya yang manis, dan matanya yang berwarna coklat
membuat Stella terus memikirkan pria tersebut. Sayangnya Stella tidak tau siapa
nama pria itu .
Keesokan harinya, Stella bangun dari tempat
tidurnya, “Pasti daddy udah berangkat kerja”Kata Stella sambil membuka pintu
kamarnya . Stella berjalan menuju dapur untuk cuci muka. “Ouhh! Sandwich!! This
is my favorite food ! I Like this morning,” Stella berbicara sambil menoleh
meja makan yang telah disediakan makanan oleh pembantunya. Stella pun langsung
duduk di meja makan dan memakan makanannya. Sambil mengunyah sandwich, Stella
tersenyum senyum mengingat kejadian semalam. Selesai makan Stella mandi dan
keluar rumah, ia menoleh ke rumah tetangganya tempat semalam pria itu berada.
Namun, pagi itu terlihat sepi dan ia juga tidak melihat pria itu. Stella pun
mendekati rumah itu dan berjalan jalan disekeliling rumah itu. Tiba tiba pintu
rumah itu terbuka dan Stella pun langsung bersembunyi di halaman belakang rumah
itu, dilihatnya seorang perempuan cantik yang keluar dari rumah itu, entah siapa
itu Stella tidak mengenalnya. Tidak lama kemudian pria itu datang dan berbincang-bincang
dengan seorang perempuan, ternyata perempuan itu adalah adiknya. Stella pun
mendengarkan percakapan mereka, walaupun Stella kurang mengerti bahasa Inggris
namun ia sedikit tahu tentang apa yang mereka bicarakan. Dan ternyata pria itu
bernama Edward, Stella tersenyum dan merasa sangat gembira. Setelah Edward
masuk kedalam rumah dan di depan rumah itu sudah terlihat sepi, Stella pun
pergi meninggalkan halaman belakang rumah Edward dan ia pun kembali kerumah dan
berbaring dikamarnya.
Sore harinya, ia melihat Edward sedang duduk santai
didepan rumahnya, sepertinya ia sedang menunggu temannya. Stella pun langsung
keluar dan duduk di teras rumah, Edward menoleh kearah Stella dan tersenyum,
Stella pun berbalik senyum kepadanya. Edward berdiri dan berjalan menghampiri
Stella “Hey, Where you from?, “Stella pun menjawab “Im from IndonesiaJ
,Whats your name?, “Stella berpura-pura menanyakan namanya, “Edward pun
menjawab, “Im Edward Parker but you can call me Edward J
, and what’s your name?, “Nice NameJ Im Stella
Veronica , Call me Stella,”Kata Stella sambil tersenyum manis memandang wajah
Edward. Mereka pun bercakap-cakap selama hampir setengah jam , tidak lama
kemudian teman-teman Edward datang dan memanggil Edward dari kejauhan. “Uhmm, Stella
nice to meet you, but i gotta go, see you later! ByeJ
, Edward pun tersenyum dan langsung pergi meninggalkan Stella.
Hari sudah mulai malam, sang bulan mulai memancarkan
cahayanya yang indah, terdengar suara mobil diparkiran rumah Stella.“Pasti itu
Daddy,”Kata Stella sambil tersenyum bahagia. Sesampainya sang ayah di depan
pintu Stella pun membukakan pintu untuk sang ayah sambil tersenyum sang ayah
pun mengucapkan,”Thankyouu my little barbie. Makanan di meja makan telah
disediakan spesial untuk sang ayah yang baru saja pulang bekerja, Stella pun
makan malam di meja makan bersama sang ayah.
Ayah tau
nggak?, ”Iyaaa, tau apa sayang ?, ”Tadi sore aku kenalan lho sama tetangga
sebelah rumah, Namanya Edward,dia ganteng lho yah, baik jugaJ,
“Ohh ya? Masasi? Ayah yang udah lama tinggal disini tapi ayah nggak kenal sama
dia, “Yahh , gimana mau kenal? Ayah kan sibuk kerja, pergi pagi pulang malam, “(sang
ayahpun tertawa)
Stella merasa sangat bahagia hari itu bisa duduk
berdua dan bercakap-cakap dengan edward J .
Setelah selesai makan Stella langsung duduk di ruang
tamu sambil belajar berbahasa Inggris yang benar dengan guru privatenya . Jam belajar pun selesai Stella sudah merasa
lelah dan mulai mengantuk , Stella pun langsung menuju kamar untuk segera tidur
.
Morning .......
Teriak sang Ayah membangunkan Stella yang sedang
tertidur pulas , Stella pun langsung terbangun dari tidurnya, “Ayah belum
berangkat kerja? Sekarang udah jam 8 lho yah,,”Kata stella kepada Ayahnya. “Ohh
nggak sayang ini weekend , Ayah libur dan sekarang waktunya kita jalan-jalan,
“Stella pun menjawab “Ohh yaa? Kita mau jalan-jalan kemana yah??,” Yaudah
pokoknya sekarang kamu mandi aja dulu ya sayang, abis itu kamu langsung
siap-siap, Oke? Ayah tunggu diluar yaa?,”Sang ayah pun langsung keluar dari
kamar Stella dan menunggu sampai stella selesai mandi.
Beberapa menit kemudian Stella selesai mandi, dan
mereka pun langsung pergi kesuatu tempat yang sangat indah, disana terdapat banyak
tanaman-tanaman yang indah, bunga yang sangat segar, dll. Ayahnya mengajak
stella ke tempat seperti itu karna Ayahnya tahu bahwa Stella sangat menyukai
bunga, Stella merasa nyaman berada di tempat itu dan Stella pun sangat senang. Ayahnya tahu Stella sangat membutuhkan sosok
seorang Ibu untuk menghiasi hari-harinya, oleh karena itu sang Ayah sangatlah
sayang kepada Stella satu-satunya anak yang ia punya, pernah beberapa seorang
wanita cantik yang mengisi hati sang ayah, namun entah mengapa sang Ayah belum
bisa melupakan ibunda Stella yang telah meninggal. Stella sangat ingin sang
Ayah menikah dengan seorang wanita yang baik
dan yang selalu mengerti ayahnya, karna Stella tahu sang ayah sangat
membutuhkannya.
Jam pun hampir menunjukkan pukul 7 malam, dan
akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kerumah. Selama diperjalanan Stella
melihat seseorang yang mirip sekali dengan Edward sedang berkencan dengan
seorang wanita cantik, namun Stella tidak memperdulikannya karna Stella fikir
itu bukan Edward.
Sesampainya dirumah, Stella langsung masuk dan duduk
diam di ruang tamu. “Gimana sayang hari ini? Indah kan tempatnya?”Kata sang
ayah sambil duduk disamping Stella. Stella pun menjawab,”Iyaah yah makasih
untuk hari ini:) Stella suka banget sama tempatnya.
Stella benar-benar sangat bingung, apakah pria yang
barusan ia lihat adalah Edward, namun apakah Edward sudah mempunyai pacar? Entahlah
Stella tidak mengetahuinya. Stella diam dan termenung di ruang tamu, sampai
akhirnya ia tertidur diruang tamu sampai pagi.
9 Am.
Pagi itu entah mengapa Stella malas untuk bangun
dari tempat tidurnya, padahal hari itu rencananya ia ingin pergi untuk
berkeliling komplek rumahnya dengan menaiki sepedah yang ia punya, namun entah
mengapa Stella menjadi tidak bersemangat. Stella pun kembali melanjutkan
tidurnya, tiba-tiba terdengar suara bel rumahnya lalu ia pun membuka pintu dan
ternyara Edward yang datang ke rumahnya,” Hey, Edward whats up??”kata Stella, Edward
pun menjawab “Gpp kok aku Cuma pengen ajak kamu jalan-jalan aja, kamu mau?,
“Stella pun terkejut mendengar Edward berbicara bahasa Indonesia dengan lancar.
“Edward kok kamu bisa bahasa Indonesia? Omg aku kaget ! , “ahahhah emang kamu
nggak tahu ya Stell? Aku juga kan keturunan Indonesia aku blasteran, Ibu ku
orang Indonesia dan Ayahku orang Paris,aku juga sempet tinggal di indonesia
tapi cuma satu tahun soalnya aku nggak betah disana,”Kata Edward sambil tertawa
kecil. Akhirnya Stella pun bergegas mandi dan Edward menunggu Stella diruang
tamu, selama menunggu Stella, Edward melihat-lihat sekeliling ruang tamu.
Setelah Stella selesai mandi ia pun bertanya kepada Stella “Stell ini ibumu?
Dia dimana? Kok nggak pernah kelihatan?”Ujar Edward ,”Stella pun menjawab “Dia
sudah lama meninggal, yaa aku juga sangat merindukan kehadirannya,” Really? Ohh
im sorry stella, but she’s so beautiful like you Stell,”Kata Edward sambil
memegang foto tersebut,”Hahhaah do u think im beautiful? Ah thanks edward,”yeah
Stell your so beautiful like your mommy,”
Dan akhirnya mereka pergi bersepedah keliling
komplek tempat tinggalnya, ditengah-tengah perjalanan Stella melihat sebuah
toko bunga dan Stella pun menghampiri toko bunga tersebut. “Kamu suka bunga
Stell? Kamu mau?”Kata Edward. Nggak usah ko dward aku cuma mau lihat-lihat aja
,yuk kita lanjut jalan-jalan lagi,”Ujar Stella.
Sepanjang perjalanan mereka pun lelah dan akhirnya mereka memutuskan
untuk beristirahat disalah satu cafe yang letaknya tidak jauh dari komplek
tempat ia tinggal. Dicafe tersebut Stella memesan secangkir Cappuccino dan
Edward memesan Moccaccino. Hampir setengah jam mereka berada ditempat tersebut,
tidak lama kemudian ada salah satu teman Edward yang tiba-tiba memanggil
Edward, “Hey drwad? What are you doing here? Who’s she? ,”Edward pun menjawab
“Haahahha uhm thats my friend she’s Stella , my new neighbour:) Edward pun
memperkenalkan Stella kepada temannya. Setelah mereka berkenalan mereka berdua
pun keluar dari cafe itu tiba-tiba sepedah yang Stellah pakai bannya bocor,
akhirnya Edward membawa sepedah Stellah ke sebuah bengkel sepedah,” Yasudah
sepedah kamu tinggal saja dulu disini nanti sore sepedahnya aku anterin kerumah
kamu,”Kata Edward “Stella pun menjwab, “Uhmm seterah kamu aja deh. Dan akhirnya
Stella menaiki sepedah Edward, Stella dibonceng oleh Edward dan Stella merasa
sangat senang.
Jam hampir menunjukkan pukul 8 malam, namun sang
ayah belum juga pulang, tiba-tiba terdengar bel pintu rumah Stella berbunyi dan
ia pun langsung membuka pintu tersebut ternyata Edward yang datang kerumahnya
untuk mengantarkan sepedah Stella. “Thaanks Edward udah mau nganterin sepedah
aku maaf udah ngerepotin kamu, “Iyaaa Gpp ko Stell makasih juga yah buat hari
ini udah mau keliling-keliling sama aku, Ok aku pulang dulu ya Stell, “Hmmm oke
Edward see you later ya!! “Edward pun langsung pergi meninggalkan rumah Stella
dan Stella pun langsung menutup pintu rumahnya. Hampir tengah malam Stella
duduk diruang tamu menunggu sang ayah yang belum juga pulang, sampai akhirnya
Stella tertidur diruang tamu untuk yang kedua kalinya. Akhirnya beberapa jam
setelah Stella tidur handphone Stella berbunyi dan ternyata telfon itu dari
salah satu rekan ayahnya, Stella shock ketika mendengar sang ayah Robert Clair kecelakaan,
ia pun langsung panik mendengarnya dan tanpa menunggu lama Stella langsung
menelfon Edward untuk menemaninya pergi kerumah sakit. Sesampainya dirumah
sakit Stella menangis melihat sang ayah yang sedang berbaring tak berdaya
diatas tempat tidur, Edward pun mencoba menenangkan hati Stella yang sedang
sedih, ia memeluk Stella dan terus menasehati Stella bahwa semuanya akan
baik-baik saja. Keesokan harinya sang ayah belum juga sadar dari koma yang
dialaminya, Stellah hanya duduk disamping sang ayah dan berbicara “Ayah, Cuma
ayah satu-satunya yang Stella punya sekarang, Cuma ayah yang selalu ada buat
Stella, Stella nggak mau ayah pergi ninggalin Stella, Stellah nggak mau
kehilangan ayah, udah cukup buat Stella kehilangan ibu dan Stella nggak mau ini
semua terjadi sama ayah, “Stella berbicara sambil menangis disamping ayahnya
yang sedang berbaring ditempat tidur. Pagi itu Stella tidak ditemani Edward
karena semalam ia pulang kerumahnya, tiba-tiba Edward datang kerumah sakit
untuk menemani Stella dan juga untuk melihat kondisi ayahnya, Edward datang dan
tiba-tiba memegang tangan Stella ia selalu berkata kepada Stella “Do’akan yang
terbaik untuk semua ini, aku yakin semua ini akan baik-baik saja,promise me
stell everything is gonna be alright, mendengar Edward berbicara seperti itu
Stella pun langsung memeluk Edward dan Edward berusaha untuk menenangkan Stella
dari tangisnya. Setelah itu tiba-tiba sang ayah tersadar dari komanya, Stella
pun langsung memanggil suster untuk menangani ayahnya. Stella merasa sangat
senang ketika ayahnya sadar dari koma, Stella tidak ingin sang ayah
meninggalkannya. Tiga hari kemudian kondisi ayah Stella sudah mulai membaik,
luka-luka yang dideritanya pun sudah mulai sembuh, dan akhirnya Stella
memutuskan untuk kembali pulang kerumah. Sesampainya dirumah ternyata telah
banyak rekan-rekan ayahnya yang ingin menjenguk sang ayah, didepan rumah Stella
sudah dipenuhi banyak orang, Stella pun langsung membantu sang ayah keluar dari
mobil. “Hey, Robert? Are you okay?, “Uhmm im sick, but don’t worry, i will be
okay, Sang ayah pun langsung bercakap-cakap dengan temannya. Stella pun masuk
kedalam rumah dan ia membereskan barang-barang ayahnya. Stella masih bingung
dimana tempat Ayahnya kecelakaan, Stella pun bertanya kepada sang Ayah dan
ternyata sang Ayah kecelakaan dikarenakan kondisinya yang sangat lelah dan
menabrak tiang dipinggir jalan. Untung saja tidak ada korban pada saat kejadian
itu, namun tetap saja kondisi sang Ayah pada saat itu sangat mengenaskan.
“Yahh, Stella nggak mau Ayah kenapa-kenapa
Stella sayang Ayah, Stella nggak mau Ayah pergi, “Iyaa sayang Ayah janji
Ayah bakal lebih hati-hati lagi, Ayah juga sayang sama kamu Stell, jaga diri
kamu ya sayang, Ayah juga nggak mau kamu kenapa-kenapa, “Sang Ayah pun langsung
memeluk Stella dengan erat. Beberapa menit kemudian Edward datang kerumah
Stella membawa buah-buahan yang baru saja ia beli untuk menjenguk Ayah Stella,
sesampainya Edward diruang tamu ia pun langsung menyapa Ayah Stella yang sedang
duduk disamping Stella. “Hey, om? Gimana? Udah baikan belum? Nihh aku bawain
buah-buahan buat om,”Kata Edward sambil memberikan buah-buahan kepada Ayah
Stella, “Makasih banyak ya Edward, selama ini Edward udah baik banget sama
keluarga om, makasih juga Edward udah jagain Stella selama om nggak ada
dirumah, “Iyaaa om, Edward ngerti kok, Edward bakal selalu jagain Stella kapan
dan dimanapun Stella berada, “Sang Ayah pun tersenyum mendengar perkataan
Edward yang membuatnya tersentuh. Hampir tengah malam namun Edward masih berada
dirumah Stella, Edward dan Stella sedang mengobrol di teras rumah, sedangkan
sang Ayah sedang beristirahat dikamarnya. “Kamu nggak ngantuk Stell? ,”Ngaak
kok dward, aku belum ngantuk, “Kenapa kok belum ngantuk? Aku pulang dulu ya
Stell aku udah ngantuk, lagi juga nggak enak Ayah kamu lagi sakit, Aku pulang
dulu yaa? Bye, “Edward pun langsung mencium kening Stella dan langsung pergi
meninggalkan rumah Stella. Stella sangat terkejut ketika Edward menciumnya, itu
semua membuat Stella semakin mencintainya, namun ia bukan siapa-siapa Stella.
Part2
Pagi itu Stella terbangun dari tidurnya, mimpi buruk
itu mengganggunya. Pagi itu sedang hujan, sang Ayah sudah berangkat kerja, dan
Edward pergi entah kemana sudah hampir seminggu Edward tidak ada dirumah.
Stella menghampiri rumah Edward dan tidak ada satu orang pun yang berada
didalam rumah Edward, Stella menoleh ke jendela rumah itu dan didalamnya kosong
tidak ada barang-barang satupun. Stella berfikir apakah Edward pindah? Jika
pindah, kemana ia pindah? dan mengapa ia tidak memberi tahu Stella?, Stella
sangat bingung. Nomor yang Edward pakai sudah tidak aktif lagi, Stella
kesulitan untuk mencarinya, dan akhirnya Stella mengirim pesan ke Edward
melalui facebook, namun Edward tidak membalasnya dan Edwardpun sudah jarang
membuka facebooknya. Sampai pada suatu hari Stella pergi liburan ke Indonesia,
tepatnya Jakarta tempat dimana Stella dibesarkan oleh kedua orang tuanya. Selama
Stella dijakarta ia banyak menghabiskan waktunya bersama teman dan keluarganya
yang tinggal dijakarta. Walaupun keberadaan Stella dijakarta hanya sebentar
tapi ia sangat senang. Namun dibalik kesenangan yang ia rasakan saat itu, ia
masih memikirkan Edward yang pergi tanpa ada kabar yang pasti. Seminggu
kemudian Stella sudah kembali ke Paris dan seperti biasa rumah yang ditempati
oleh Edward masih sepi dan tidak ada satupun orang yang tinggal dirumah itu.
Stella sangat berharap Edward kembali pulang untuk menemani hari-hari Stella
seperti biasa. Stella sangat sedih, ia selalu memikirkan Edward yang selalu
menemani harinya. Semenjak Stella tinggal di Paris, -hanya Edward satu-satunya
orang yang dekat dengannya.
8 am .
Pagi itu Stella sedang duduk disekitar taman,
didepan Eiffel Tower, namun beberapa menit kemudian turun hujan dan ia pun
berteduh di depan sebuah kedai kopi. Stella duduk didepan kedai tersebut
menunggu hujan reda, akan tetapi hujan itu malah semakin deras dan akhirnya ia
masuk kedalam kedai tersebut untuk meminum kopi hangat. Didalam kedai tersebut
ia melihat seseorang pria yang sedang meminum kopi bersama kekasihnya, melihat
mereka berdua mengingatkan Stella ketika bersama Edward di cafe dekat rumahnya,
Stella masih ingat sekali waktu itu mereka sedang bersepedah dan mereka mampir
ke salah satu cafe untuk beristirahat dan meminum kopi. Didalam kedai kopi
tersebut Stella duduk termenung melihat orang-orang yang ada disekelilingnya,
lama kelamaan setetes air mata jatuh dan ia pun langsung menghapus air mata
tersebut menggunakan tangannya yang basah karna hujan. Lama kelamaan hujanpun
sudah mulai reda dan keadaan didalam kedai tersebut sudah mulai sunyi, hanya
tinggal beberapa orang dan salah satunya adalah Stella. Beberapa menit kemudian
Stella menelfon Ayahnya untuk menjemputnya di kedai kopi di depan Eiffel Tower.
Lama sekali Stella menunggu sang Ayah, namun sang Ayah tidak kunjung datang.
Beberapa menit kemudian ada seorang pria yang berpakaian sangat rapih
menghampiri Stella, “Hey? Kamu Stella ya? ,”Iyaa siapa ya?,” Uhmm, kenalin Aku Steven
disuruh Ayah kamu untuk jemput kamu,” Lhoo emangnya kamu kenal sama Ayah aku?
Kamu dari mana emang? Kok kamu bisa bahasa Indonesia?,” Ginii lohh Papah aku
itu temen deketnya Ayah kamu waktu Ayah kamu masih seumuran kita,”Ohh berarti
kamu anaknya Om Sammy dong?,” Iyaa Om Sammy itu Papah aku, salam kenal yaa
Stell, “Stella tersenyum dan kemudian Stella keluar dari kedai tersebut dan
masuk kedalam mobil. Sepanjang perjalanan Stella dan Steven banyak bercerita
dan ternyata Steven sudah lama tinggal di Paris, sedangkan Stella baru beberapa
bulan tinggal di Paris. Sesampainya didepan rumah Stella berterima kasih kepada
Steven karna telah mengantarkannya pulang, “Mmm mau mampir dulu nggak? Kata
Stella sambil membuka pintu mobil, “Nggak usah Stell, aku takut ganggu
istirahat kamu, aku pulang dulu yaa? Bye. Steven pun langsung pergi dan Stella
pun langsung masuk kedalam rumah, Stella mandi dan setelah itu ia makan malam
diruang tamu, selesai makan Stella duduk di teras rumahnya dan memandangi rumah
Edward yang sepi dan tidak ada siapapun didalamnya. Setiap Stella memperhatikan
rumah Edward, ia selalu meneskan air matanya, ia selalu merindukan Edward,
namun ia tidak tahu dimana Edward sekarang.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 19 mei
2010 ulang tahun Stella, Steven datang kerumah Stella dan memberikan bunga
kepada Stella, “Thank you Steven, aku suka banget bunganya, “Iyaa ini semua
buat kamu kok Stell, “Kata Steven sambil tersenyum memandang wajah Stella.
Setelah itu mereka berdua pergi ke suatu tempat yang sangat indah, disana
Steven merayakan Ulang Tahun Stella yang ke 18 tahun. Disana sangat ramai,
namun hanya sedikit yang Stella kenal, kebanyakan dari mereka adalah
teman-teman dari sang Ayah. Pesta berjalan dengan meriah, namun Stella tetap
sedih, ia membayangkan jika Edward ada disampingnya dan mengucapkan Happy
Birthday Stella, namun Edward sudah pergi entah kemana. Dari kejauhan Steven
melihat Stella yang sedang duduk termenung, tanpa basa-basi Steven langsung menghampiri
Stella untuk menghiburnya. Namun, apa yang Steven bicarakan tidak didengar oleh
Stella, Steven bingung akan sikap Stella. Pesta pun berakhir, dan tamu-tamu
yang berada di pesta sudah pergi meninggalkan pesta, Stella dan Ayahnya pun
bergegas pulang karna sudah larut malam dan merekapun sangat lelah. Diumur
Stella yang genap berusia 18 tahun Stella sangat berharap sosok seorang Edward
dapat kembali kepadanya, Stella sangat merindukannya.
Malam itu Stella bersandar ditembok kamarnya, lalu
Stella menoleh kearah jendela dan berharap ada Edward dibalik jendela itu.
Setiap malam Stella selalu menelfon nomor Edward, walaupun nomor itu tidak
pernah aktif. Stellapun selalu memeriksa facebooknya, berharap Edward membalas
pesannya, namun sama sekali tidak!! Akhir-akhir ini Stella merasa seperti
kehilangan segalanya, hidupnya menjadi sepi sunyi seakan-akan ia tidak memiliki
siapa-siapa. “Edward , where are you now?? I Miss You so ,”Kata Stella sambil
meneteskan air matanya, Stella menangis ia sangat merindukan Edward. Hari sudah
sangat malam Stellapun menutup jendela kamarnya, Stellapun berbaring dikasurnya
dan mencoba memejamkan mata akan tetapi beberapa menit kemudian handphone
Stella berbunyi dan ternyata itu telfon dari Steven. “Adaa apa Stev, ini udah
malem banget!!, “Uhmm aku ganggu kamu yaa? Yaudah deh maaf! Stevenpun langsung
mengakhiri telfon tersebut. Stella sangat merasa risih semenjak adanya Steven
dikehidupannya, menurutnya Steven hanya bisa mengatur-ngatur hidupnya, ia juga
mulai bosan dengan sikap Ayahnya yang selalu membanggakan Steven didepan
orang-orang banyak seakan-akan Steven segala-segalanya, padahal sang Ayah
sangat tahu bahwa Edwardlah yang Stella cari bukan Steven! Sama sekali bukan
dia.
Malam itu Stellapun tertidur, didalam tidurnya yang
nyenyak ia bermimpi Edward duduk disampingnya dan mengatakan i love you Stella,
do you want to be my girlfriend ??” Stella tidak sempat menjawabnya, tiba-tiba
Stella terbangun dari tidurnya dan ia sangat kesal ketika ia tahu bahwa itu
semua hanya mimpi. Jam menunjukkan pukul 3 pagi, namun Stella tidak bisa tidur
karna mimpinya itu, Stellapun pergi kedapur untuk mencari makanan, namun tidak
ada makanan karena pembantu dirumah Stella sudah tidak lagi bekerja dirumah
Stella, oleh karena itu Stella ingin mencari seorang pembantu baru yang dapat
bekerja dirumahnya. Dan akhirnya Stella kembali tidur dikamarnya. 3 Bulan kemudian
seperti biasa, Edward belum juga ada kabar, facebook selalu off, dan nomor
handphonepun tidak pernah aktif. Sampai akhirnya Stella putus asa dan Stella
tidak ingin lagi memikirkan Edward, pada suatu hari Steven menyatakan cintanya
kepada Stella ia bilang ia sangat mencintai Stella dan akhirnya Stellapun
menerima Steven untuk menjadi kekasihnya. Berbulan-bulan Steven dan Stella
berpacaran, Stella merasa sangat nyaman dengan hubungannya bersama Steven saat
itu, dan Stellapun sudah mulai mencintai Steven. Entah apa yang ada difikiran
Stella saat itu, ia pun sering berfikir mengapa ia bisa mencintai seseorang
seperti Steven, mungkin karna kehadiran Steven disaat ia kehilangan Edward,
namun sebaik apapun Steven, tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan sosok
seorang Edward dihatinya, ia memang mencintai Steven namun Steven tidak akan
perna bisa menjadi Edward dan sebaliknya. Sering Steven mencium Stella, namun
ciuman itu tidak akan pernah sama pada saat Edward mencium kening Stella yang
pertama dan terakhir! Yaaa, yang pertama dan terakhir, karena waktu itu pertama
kalinya Edward mencium Stella dan keesokannya Edward sudah pergi entah kemana. Stella
selalu menganggap itu ciuman pertama dan terakhir yang Edward berikan. Hampir
satu tahun Stella menjalin kisah cinta bersam Steven, dan hampir satu tahun
juga Stella kehilangan Edward. Hubungan Stella dan Steven semakin dekat, Stella
sudah sangat mengenal keluarga Steven, mereka menerima Stella dengan baik,
papah Steven yang biasa dipanggil Om Sammy oleh Stella sangat menyayangi Stella
seperti ia menyayangi Steven. Suatu hari Ayah Stella sakit keras, ia dirawat di
Diagon Aley Hospitals, sudah berbagai macam dokter yang datang namun tak ada
satupun yang dapat menyembuhkan penyakit Ayahnya. Diposisi Stella yang seperti
itu ia sangat membuthkan sosok Edward yang dulu pernah menemaninya dirumah
sakit ketika sang Ayah kecelakaan, sedangkan sekarang Steven sangat sibuk
mengurus perusahaan Ayahnya, alhasil Steven sulit sekali untuk membagi waktunya
bersama Stella. Berminggu-minggu sang Ayah dirumah sakit, keluarga Stella dari
Indonesiapun berdatangan untuk menjenguk sang Ayah, namun semua menjadi sangat
sedih ketika sang Ayah meninggal dunia pada hari Senin, 1 Juli 2011 Stella
sangat sedih dan semua keluarga Stella yang ada dirumah sakit itu sangat sedih
ketika mendengar sang Ayah yang bernama Robert Clair meninggal dunia. Mendengar
kabar itu Steven langsung pergi kerumah sakit, sesampainya ia dirumah sakit
sudah ramai sekali keluarga Stella berdatangan dari Indonesia. Saat Steven
menghampiri Stella, ia sedang menangis sangat sedih ketika Steven ingin memeluk
Stella tiba-tiba Stella jatuh pingsan dan Stevenpun langsung memeluk erat
Stella dan memanggil suster, Stellapun langsung dibawa kedalam ruangan UGD,
beberapa menit kemudian Stella tersadar dari pingsannya Stella langsung memeluk
Steven dengan erat untuk melampiaskan kesedihannya. Sang Ayah Robert Clair
dimakamkan di Indonesia tepatnya di Jakarta Selatan, ia dimakamkan disamping
makan Ibunda Stella, Selama pemakaman berlangsung Stella duduk terdiam dan
menyaksikan sang Ayah yang sedang dimakamkan, semua keluarga Stella turut
berduka cita atas kepergian sang Ayah, termasuk tante Stella yang sering
dipanggil tante Melissa sangat sedih mendengar kepergian sang Ayah ia sangat
sedih melihat Stella. Diusia Stella yang mulai beranjak dewasa Stella
kehilangan sang Ayah, oleh karena itu semua perusahaan yang dipegang oleh
Ayahnya harus ditangani oleh Stella. Setelah pemakaman selesai Stella
memutuskan untuk tinggal dijakarta beberapa minggu, mau tidak mau Steven harus
ikut menemani Stella dijakarta, sedangkan Om Sammy kembali pulang ke Paris
dikarenakan ada urusan penting yang harus ia kerjakan. Selama dijakarta Stella
hanya berdiam diri dirumahnya bersama para saudara-saudaranya, sedangkan Steven
hanya beberapa hari saja dijakarta, ia lebih dahulu pulang ke Paris karena ia
harus membantu sang Ayah dikantor. Dua minggupun berlalu, sudah waktunya Stella
kembali pulang ke Paris untuk mengurus semua perusahaan Ayahnya yang sekarang
ditangani oleh Stella. Umbrella Corp itulah salah satu nama perusahaan Ayahnya
yang saat ini sedang berkembang di Paris, diperusahaan itu Stella menggantikan
posisi sang Ayah diusianya yang baru saja menginjak 19 tahun, namun ia harus
disibukkan dengan pekerjaan semacam itu. Dibantu oleh seorang asistant sang
Ayah yang bernama Maria Daguisse yang kini menjadi assistant pribadi Stella.
Karena kesibukan Stella saat ini ia jarang sekali pulang kerumahnya di Gringotts
Village, tempat dimana pertama kali ia tinggal di Paris dan tempat pertama kali
ia bertemu Edward. Suatu ketika ia mengunjungi Gringotts untuk mengambil
barang-barangnya ia melihat rumah Edward sudah dipenuhi tumbuhan-tumbuhan
didepan rumahnya karena tak terurus, dinding-dindingnya pun sudah mulai berdebu
karena sudah terlalu lama tak ada yang mengisi rumah itu. Sangat berat bagi
Stella untuk pindah dari Gringotts, namun semua ini terpaksa demi perusahaan
sang Ayah yang sekarang ia jalani, Steven menunggu Stella didepan mobil,
sedangkan Stella didalam rumahnya sedang mengemas barang-barang yang akan ia
bawa kerumah barunya. Setelah Stella selesai, ia pun membawa barang-barangnya
keluar untuk menuju ke mobil, melihat Stella membawa banyak baju-bajunya
Stevenpun menghampiri Stella dan membantu membawa barang-barang Stella kedalam
mobil. Selesai sudah mereka berdua memindahkan barang-barang kedalam mobil,
akhirnya mereka berdua pergi dari Gringotts menuju Apartmen yang akan ditempati
Stella disekitar kantornya, Stella memilih tinggal di Apartmen dekat dengan
tempat ia bekerja karena agar lebih dekat, sedangkan rumah ia di Gringotts
jaraknya lumayan jauh dari tempat kerjanya. “Kamu nggak berat kan Stell
ninggalin Gringotts?, “Sedikit berat sih Stev, yaa cuma mau gimana lagi?? Ini
semua demi perusahaan Ayah, “Okee aku ngerti kok” Sesampainya didepan Apartmen
barang-barangpun diturunkan dari mobil dan dibawa keruangan Stella dilantai 8
nomor 2, sesampainya didalam ruangan Stella ternyata Maria Daguisse asisstant
Stella telah lebih dahulu berada diruangan Stella menunggu kedatangan Stella,
Mariapun membantu membereskan pakaian-pakaian Stella, Setelah itu Maria
bercerita kepada Stella, bahwa dulu Ayahnya pernah dekat dengan seorang wanita
asal Inggris dan waktu itu sang Ayah sangat mencintai wanita itu, namun ia
hanya memanfaatkan kekayaan sang Ayah saja sampai akhirnya sang Ayah sangat
membenci wanita tersebut, semenjak itu Maria tidak pernah lagi melihatnya.
Stellapun bertanya kepada Maria siapakah nama wanita itu? Mariapun menjawab,
“Ia bernama Gabriella ia orang asal Inggris, waktu itu ia sedang ada meeting di
Paris, dan saat itulah Ayahmu bertemu dengannya, “Ujar Maria. Mendengar cerita
tersebut Stella sangat bingung, mengapa sang Ayah tidak pernah bercerita
kepadanya tentang wanita tersebut, padahal jika terjadi apa-apa sang Ayah
selalu bercerita kepada Stella. Sudahlah itu hanya masalalu Ayah, “Ujar Stella
sambil tersenyum manis kepada Maria. Setelah selesai membereskan barang-barang
Stella mereka berduapun langsung pergi ke sebuah salon untuk memanjakan diri
setelah seminggu penuh mereka sibuk bekerja, sesampainya di salon Loe Diva
stella masuk ke dalam salon itu untuk sekedar luluran bersama Maria. Tak terasa
hampir dua jam mereka berada di salon, jampun menunjukka pukul 5 sore dan
merekapun harus segera pulang ke Apartmen. Akhirnya mereka berdua pulang,
disepanjang perjalanan Stella dan Maria melewati Eiffel Tower, karena mereka
berdua sibuk mengobrol didalam mobil dan akhirnya mobil yang mereka kendarai
menabrak seorang gadis kecil hingga ia terluka parah. Stellapun langsung keluar
dari mobil dan langsung membawa anak kecil itu kedalam mobil untuk membawanya
ke rumah sakit, sesampainya dirumah sakit anak kecil itu dirawat beberapa jam,
ketika anak itu tersadar dari pingsannya, Stellapun menanyakan dimana tempat
tinggalmu?, namun anak kecil itu sepertinya tidak mengerti apa yang Stella
katakan, ia malah menangis seperti orang ketakutan, Stella langsung memeluk
anak itu dan berkata, “Don’t afraid baby, i will save you, i don’t hurt you,
“sambil memeluk anak kecil itu.
Berhari-hari anak kecil itu tinggal bersama Stella
di Apartmen, namun Stella baru menyadari bahwa anak kecil itu tidak bisa bicara
ia gagap, Stella mengerti ia pasti sangat merindukan Ibunya, namun Stella tidak
tahu lagi harus berbuat apa, ia sudah melaporkan kepada polisi untuk mencari
Ibu dari anak kecil itu akan tetapi belum juga ada kabar dari pihak polisi. “Pada
suatu hari Steven datang ke Apartmen Stella, ia terkejut melihat ada anak kecil
di dalam Apartmen Stella, “Who she’s ??”teriak Steven, “Ceritanya panjang
sayang, seminggu yang lalu aku abis pulang dari salon terus aku nabrak anak
kecil ini, aku nggak tahu dia anak siapa? Gpp kan kalo aku ngurusin dia untuk
sementara waktu?”Ujar Stella kepada Steven sambil menggendong anak kecil
tersebut, “Ohh yaudah deh kalo kamu nggak keberatan ngurusin dia gpp kok, dia
cantik banget namanya siapa??, “Aku nggak tahu Stev nama dia siapa? Dia gagap
nggak bisa bicara, “Omg!! Gimana kalo kita panggil dia “Little Barbie” atau
biar lebih gampang kita panggil “Barbie??” nama panggilan kamu waktu kamu masih
kecil?, “Heheheh yaudah sekarang kita panggil dia “Barbie“ Stella dan Stevenpun
tertawa sambil mencium Barbie. Steven dan Barbie sangatlah akrab, Barbie sudah
mulai mengenal Steven dan Stevenpun sangat menyayangi Barbie walaupun ia tidak
tahu asal-usul Barbie. Stella dan Steven sangat senang semenjak adanya
kehadiran Barbie dikehidupan mereka layaknya sebuah keluarga. Malam itu Stella
membuat masakan yang sangat spesial untuk Steven dan Barbie, Stella membuat
sebuah makanan yaitu albondiga, makanan favorit Steven waktu kecil walaupun
hanya sebuah albondiga namun ia membuatnya spesial untuk Steven dan Barbie.
“Uhmmm yummy, makasih sayang untuk albondiganya, “Gimana?? Enak nggak sayang
rasanya?, “Lumayan kok aku suka, “Steven dan barbiepun langusung menyicipi albondiga
buatan Stella. Tak terasa waktu hampir menunjukkan tengah malam, barbiepun
sudah tertidur pulas di sofa, dan Stevenpun harus pulang kerumahnya. “Stell,
aku pulang dulu ya? Jaga barbie baik-baik yaa? Jangan sampai dia
kenapa-kenapa”ujar Steven sambil mencubit pipi Stella, “Oke sayang aku bakal
jaga dia baik-baik, aku nggak akan biarin dia kenapa-kenapa, “Yaudah ya aku
pulang dulu, bye sayang “Stevenpun langsung keluar dari ruangan Stella. Dalam
perjalanan menuju rumah Steven mampir disebuah toko souvenir untuk membeli
hadiah, karen esok adalah hari anniversary Steven dan Stella yang ke 2 tahun.
Steven tidak pernah membayangkan akan menjalani hubungan selama itu bersama
Stella, padahal pertama kali ia mengenal Stella sikap Stella sangat dingin
kepadanya. Jika mengingat-ingat pertama kali ia mengenal Stella seakan-akan ada
yang ganjil, seolah-olah ada suatu hal yang ia lupa tapi apa itu? Entahlah,
Steven tidak memperdulikannya. Didalam toko tersebut Steven membeli sebuah
album foto dan sesampainya dirumah Steven mengumpulkan semua foto-foto mereka
dari pertama mereka bertemu hingga sekarang, semua itu Steven kerjakan dalam
satu malam. Steven tidur larut malam dan akhirnya Steven bangun jam 10 pagi, ia
telat pergi ke kantor dan akhirnya ia pergi ke apartmen Stella untuk memberikan
hadiahnya yang ia buat tak lupa juga beberapa tangkai bunga, sesampainya
didepan apartmen ternyata Stella sudah pergi ke kantor, akhirnya Steven menaruh
bunganya didepan kamar Stella. Stevenpun pergi dari apartmen Stella menuju
kantornya, Steven terlambat datang ke kantor oleh karena itu ia meminta maaf
kepada semua rekan-rekannya karena rapat pada hari itu tidak berjalan sesuai
rencana.
Jam istirahat tiba, biasanya Stella pergi ke sebuah
restauran untuk makan siang, namun siang ini tidak karena Stella harus membawa
barbie ke apartmennya bersama Maria sang asistant. Sesampainya didepan pintu
kamarnya ia menemukan beberapa tangkai bunga dan sebuah bungkusan kecil yang
unik, ketika ia membuka kado tersebut ternyata didalamnya terdapat banyak foto
Stella dan Steven. Stella tahu semua ini pasti Steven yang buat, didalam album
foto tersebut tersimpan selembar kertas yang bertulis “Happy Anniversary baby 2
years keep romantic and i love you so much –Steven. Stella tersenyum kecil membaca
surat dari Steven, setelah itu Stella langsung menelfon Steven akan tetapi
Steven tidak mengangkat telfon darinya, “Mungkin ia sedang sibuk “Ujar Stella
sambil termenung.
Malam pun telah tiba, bintang-bintang mulai
memancarkan sinarnya tapi Steven masih sibuk dikantor dengan pekerjaannya,
sedangkan Stella sedang duduk bersama Barbie di kamarnya. “Hallo sayang?? Kamu
lagi apa? Suka nggak hadiahnya??, “Suka kok Stev, makasih ya sayang kamu
dimana? Belum selesai kerjaannya?, “Aku masih dikantor sayang sabar yaa?
Kayaknya aku lembur deh sorry ya sayang, “Yaudah deh, padahalkan ini hari Anniv
kita tapi kamu selalu aja gak ada waktu buat aku, “Ujar Stella, tanpa basa-basi
Stella langsung menutup telfon tersebut. Malam itu Stella sangat bosan dan ia
ingin berjalan-jalan bersama Barbie ke Eiffel Tower, sesampainya di Eiffel
Tower Stella dan Barbie duduk didepan taman, tempat dimana pertama kali Stella
duduk memandangi gemerlap cahaya Eiffel Tower. Entah mengapa tiba-tiba Stella
merindukan Gringotts Village rumah Stella yang dulu, dan akhirnya malam itu
juga Stella pergi kesana untuk melihat keadaan rumahnya yang telah dikosongkan.
Sesampainya di Gringotts ia melihat lampu didalam rumah Edward menyala, itu
berarti rumah Edward ada penghuninya, Stella dan Barbiepun langsung menghampiri
rumah tersebut dan ternyata didalamnya tidak ada siapa-siapa hanya lampunya
saja yang menyala. Stella masih bingung siapa yang menyalakan lampu didalam
rumah Edward? Apakah Edward sudah kembali lagi? Jika Edward sudah kembali ke
Gringotts lalu? Dimanakah dia sekarang? “Ujar Stella sambil menangis didepan
rumah Edward, “Barbie yang masih kecil dan belum mengerti apa-apa hanya bisa
memandangi wajah Stella yang sedang menangis sedih. Tiba-tiba handphone Stella
berbunyi dan ternyata itu telfon dari Steven, Stella mengangkat telfon tersebut
akan tetapi Stella hanya diam tidak berbicara sedangkan Steven bertanya-tanya
“Stell?? Kamu dimana? Kok nggak ada di apartmen? Aku lagi ada di apartmen kamu?
Kamu dimana??,”Stella tidak menjawabnya tapi Stella langsung menutup telfon
tersebut. Stella menangis didepan rumah Edward. Hanya beberapa menit stella
berada di depan rumah edward, setelah itu stella dan barbie kembali pulang ke
apartment, sesampainya didepan kamar ternyata ada steven yang sedang menunggu
stella, “dear, where have you been? What's wrong with your eyes? Are you
crying??, “kata steven sambil memegang kedua pipi stella, “Akk- akku gapapa kok
sayang, “Bener nih? Kamu gapapa? Kok ngmongnnya kaya ada something gitu sihh?
Omg! Baby kita ini pacaran udah lama, masih aja kamu umpet-umpetan sama aku,
“Mereka berduapun langsung duduk didepan kamar Stella dan Stella pun langsung
menangis mendengar Steven bentak-bentak Stella, “Okay-okay baby gpp kok kalo
kamu nggak mau cerita, aku gabisa liat kamu kaya gini, oke sekarang kita masuk
kekamar yaa gak bagus duduk didepan pintu kayak gini, “Steven langsung mengajak
Stella dan Barbie ke kamar. Sesampainya didalam Stella langsung duduk di sofa
dan Steven pun duduk disebelah Stella dan memegang tangan Stella, “Sayaang
maafin aku yah? Sebenernya aku nggak kenapa-kenapa kok, aku cuma acting aja:)
“Stella berbohong kepada Steven menutupi semua kesedihannya karena ia tidak
ingin Steven tahu tentang Edward, “Omg !!! baby............ kamu ini lucu
banget sihh!! Aku udah kaget banget tadi liat kamu nangis!! “kata Steven sambil
mencubit pipi Stella, mereka berdua tertawa gembira walaupun sebenarnya Stella
sangat sedih. Malam itu hujan deras dan Steven tidak bisa pulang kerumah,
akhirnya Steven menginap apartment Stella karena hujan sangat deras. Stella dan
Barbie tidur didalam kamar dan Steven tidur diruang tamu depan kamar Stella.
Keesokan harinya Stella bangun, ia membuka pintu kamarnya dan ternyata Steven
belum bangun, ia masih tertidur pulas disofa. “wake up baby “Stella
membangunkan Steven yang masih tertidur dan akhirnya Steven bangun, “Uhh baby,
what time is it??, “7 o’clock baby, bentar lagi kamu harus berangkat kerja!!,
“oke-oke baby aku pulang dulu yaa? Aku mandi dirumah aja, bye. Steven langsung
pergi meninggalkan apartment Stella. Setelah itu Stella membangunkan Barbie dan
memandikannya, Barbie sudah selesai mandi dan sekarang waktunya Stella untuk
mandi. Barbie duduk diruang tamu sendirian, dan pintu ruangan apartment Stella
masih terbuka, tiba-tiba ada seorang pria yang masuk dan membawa Barbie pergi,
Barbie pun menangis akan tetapi mulut Barbie ditutup ditutup erat-erat oleh
pria tersebut. Setelah Stella selesai mandi ia langsung memakai handuk dan keluar
dari dalam kamar mandi, “Barb?? Barbie?? Where are you?? Stella kebingungan
mencari Barbie? Dia kemana sihh? “kata Stella kebingungan!! Stella yang masih
memakai handuk mencari-cari Barbie, akhirnya ia sadar bahwa selama ia mandi
pintu ruangan apartment Stella masih terbuka, ia belum menutupnya. Stella
langsung lari kekamar untuk memakai baju dan ia langsung mencari Stella keluar
apartment, ia tanya satu persatu orang yang ada disana namun tidak ada satu pun
yang melihat kemana perginya Barbie. Beberapa jam Stella mencari Barbie dan
akhirnya Stella menelfon Steven, “Stev?? Kamu udah di kantor ya? ,”iyaa sayang,
kenapa emang?? Ada apa? Bentar lagi aku ada meeting nih, “Ohh yaudah deh
sayang, bentar lagi kamu meeting, yaudah deh udah dulu yaa? Bye, “oke sayang
aku meeting dulu yaa? Love you, “Steven langsung menutup telfon dan Stella
sangat kebingungan mencari Barbie. Beberapa menit setelah Stella menelfon
Steven, tiba-tiba ada telfon masuk entah siapa itu? Stella tidak mengenalnya.
“hallo, Stella??, “iyaa saya Stella, ini siapa yaa? ,”kamu tidak perlu tahu
siapa saya!!, kalau kamu mau anak ini kembali, kamu harus menyerahkan seluruh
aset perusahaanmu kepada saya!!, “Ohh shit!! Lo siapa? Jadi lo yang nyulik
Barbie?!!! Sorry gue gak gampang dan gue gak sebodoh itu buat nyerahin semua
aset perusahaan gue! Ah DAMN!!, “OK! Kalo gak mau nyerahin semua aset
perusahaan lo!! Berarti lo pengen anak ini mati!!, telfon pun langsung
dimatikan oleh pria asing tersebut!! Awalnya Stella tidak memikirkan apa yang
dibicarakan oleh pria itu, akan tetapi lama-kelamaan Stella gelisah, ia sangat
takut jika Barbie benar-benar dibunuh. Berulang kali Stella menelfon nomor itu,
namun nomor itu sudah tidak aktif lagi, akhirnya Stella menelfon Maria
asistantnya, Stella menyuruh Maria untuk segera datang ke apartmentnya, namun
Maria bilang ia tidak bisa karena ia sedang sibuk mengurus iklan yang besok
sudah mulai dipasarkan. Stella sangat bingung, entah pada siapa lagi ia harus
meminta tolong, ia hanya terdiam dan menangis ia sangat menyayangi Barbie,
menurutnya Barbie sudah menjadi bagian dari hidupnya. Jam pun hampir
menunjukkan pukul 7 malam, namun Stella masih duduk terdiam dan menangis,
tiba-tiba Steven datang ke apartment Stella, “hey sayang, kamu kenapa lagi?
Kamu nggak acting lagi kan??, “nggak sayang kali ini aku bener-bener sedih”
kata Stella sambil memeluk Steven, “lohh kenapa sayang? Ada apa??, “Barbie
diculik orang Stev, aku nggak tau harus gimana lagi, “Oke-oke tenang sayaang,
kamu tau dari mana kalo Barbie diculik??, “Tadi siang ada orang yang telfon
aku, dia bilang dia bakal balikin Barbie asalkan aku nyerahin semua aset
perusahaanku ke dia!! Aku nggak mau stev!! Aku nggak mau!!! Ini semua
peninggalan ayah “Stella berbicara dengan Steven sambil menangis. Udahlah
sayang gausah dipikirin, mereka itu cuma orang gila yang pengen harta
perusahaan kamu!! Lagi juga kan Barbie bukan siapa-siapa kita! Udahlah gak usah
dipikirin, biarin aja dia diambil orang, “Stev!!! Kamu ini apa-apaan sih!
Barbie tuh udah aku anggep kayak adik aku sendiri!! Aku nggak tega Stev kalo
dia kenapa-kenapa!!!, “Bukannya aku nggak peduli Stell sama Barbie! Aku cuma
nggak mau liat kamu nangis, aku nggak bisa liat kamu nangis, maafin aku sayang,
oke aku bakal coba cariin Barbie “Steven langsung memeluk Stella yang sedang
menangis.
Keesokan harinya Steven menghubungi polisi untuk
mencari Barbie, ia juga memasang foto-foto Barbie disetiap toko dipinggir jalan
dan ia juga mencantumkan nomor handphonennya di foto tersebut. Tiga hari
berlalu namun belum juga ada kabar tentang Barbie, pihak kepolisian pun belum
menemukan Barbie. Akhirnya beberapa hari kemudian ada seseorang yang menelfon
Steven, pria itu mengaku bahwa ia mengenal Barbie namun pria itu ingin bertemu
langsung dengan Steven, akhirnya Steven memutuskan untuk bertemu dengan pria
itu di salah satu restauran. Malam itu Steven dan Stella sudah berada di
restauran namun pria tersebut belum juga datang, beberapa jam kemudian pria itu
datang menghampiri Steven “......” setelah beberapa jam berbicara dengan pria tersebut
dan ternyata Barbie adalah anak dari Gabriella wanita asal inggris yg dulu
pernah dekat dengan Ayah nya Stella. Pria tersebut menjelaskan semuanya dan
menyuruh Steven untuk tidak lagi mencari Barbie karna barbie telah kembali
kepelukan ibunya. Mendengar semua itu stella merasa sangat nyaman dan lega.
Pembicaraan selesai stella pulang ke apartment dan steven jg kembali pulang
kerumah.
Keesokan harinya stella bangun sangat pagi karena
hari ini ada meeting dengan salah satu perusahaan asal Indonesia. Karena stella
mendengar perusahaan itu dari indonesia stella sangat semangat. Stella langsung
berangkat ke kantor tanpa menunggu lama. Sesampainya di kantor ternyata mereka
sudah datang, stella langsung masuk ke dalam ruangan meeting. Sesampainya di
dalam stella sangat terkejut dan stella sangat ingin menangis, ia melihat
Edward di dalam ruangan ini. Ternyata Edward pimpinan dari perusahaan itu,
stella sangat terkejut. Setelah meeting, beberapa jam meeting pun selesai,
orang-orang mulai keluar dari ruangan meeting sedangkan stella dan edward masih
ada di dalam. stella berdiri dan menghampiri edward “Kamu menghilang sangat
lama dward! “Kata stella sambil menangis, edward menjawab: Im sorry stell, im
really sorry aku gbs ngabarin ka “edward belum selesai berbicara tp stella
langsung mencium bibir edward. Edward memeluk stella yg sedang menciumnya,
beberapa menit kemudian stella melepaskan ciumannya dan langsung memeluk
edward. Tidak lama kemudian Steven datang, stella shock melihat kedatangan
steven. Steven melihat stella yg sedang berpelukan dengan edward, stella
bertengkar dengan steven. Stella menghalangi steven yg ingin memukul edward,
namun stella tidak dapat menahannya. Steven langsung memukul edward, namun
edward hanya diam ia tidak melawan karna ia tau ia salah. Stella menjerit
melihat steven memukul edward sampai wajah edward memar. Mendengar suara stella
menjerit orang-orang ramai berdatangan keruang meeting dan langsung memisahkan
pertengkaran itu. Steven ditarik keluar oleh assistannya, stella langsung
menghampiri edward dan memeluknya sambil menangis, ia tidak menghiraukan
steven. Kenapa kamu meluk aku stell? Kenapa kamu gak kejar aja pacar kamu?
Hah?!! kenapa kamu ga kejar aja STEVEN! Kata edward membentak-bentak stella,
stella menjawab “Because i love you dward!! Aku sayang kamu aku cinta kamu dari
sekian tahun yang lalu! Tapi kamu gak pernah sadarin itu! Kamu gapernah tau
kalo aku sayang sama kamu! Yang ada kamu malah pergi tanpa pamit! Dan sekarang
kamu muncul lagi tapi kamu malah belain steven?!! Kamu jahat dward!!! Kamu
jahaaaat!! Bentak stella kepada edward. Stella lari keluar ruangan meeting
edward langsung mengejar stella “Stell!! Stell tunggu stell bukan gitu maksut
aku! Aku juga sayang stell sama kamu!! Teriak edward sambil mengejar stella. Stella
berhenti berlari dan stella menoleh kebelakang, edward langsung menghampirinya.
Stella memeluk edward sangat erat “Okay stell maafin aku, aku tau aku salah,
aku tau aku pergi tanpa pamit sama kamu! Tapi ini semua aku lakuin demi orang
tua aku, maafin aku sayang” Edward mencium kening stella.